Hama ulat daun kubis Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya. Adapun klasifikasi dari P. xylostella yaitu Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Lepidoptera, Family : Yponomeutidae, Genus : Plutella, Spesies : P. xylostella.
Bioekologi
Hama ulat daun kubis dilaporkan berasal dari daerah Mediterranean di Eropa Selatan, yang merupakan sumber berbagai jenis brasika. Hama ini tersebar luas di areal yang ditanami brasika, mulai dari daerah Amerika Utara dan Selatan, Afrika, China, India, Jepang, Asia Tenggara termasuk Indonesia, Selandia Baru, dan Australia.
Telur kecil bulat atau oval ukuran 0,6 x 0,3 mm, berwarna kuning, diletakkan secara tunggal atau berkelompok di bawah daun kubis. Namun, di laboratorium bila ngengat (dewasa) betina dihadapkan pada tanaman muda maka mereka bertelur pada bagian batang. Stadium telur antara 3-6 hari.
Telur kecil bulat atau oval ukuran 0,6 x 0,3 mm, berwarna kuning, diletakkan secara tunggal atau berkelompok di bawah daun kubis. Namun, di laboratorium bila ngengat (dewasa) betina dihadapkan pada tanaman muda maka mereka bertelur pada bagian batang. Stadium telur antara 3-6 hari.
Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, lincah, dan bila tersentuh larva akan menjatuhkan diri.. Larva instar pertama setelah keluar dari telur segera menggerek masuk ke dalam daging daun. Instar berikutnya baru keluar dari daun dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan, perkembangan larva dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari. Larva atau ulat mempunyai pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-12 mm. Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki stadium pupa. Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15 hari.
Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) berukuran kecil, berbentuk ramping, berwarna coklat-kelabu, panjangnya ±1,25 cm, sayap depan bagian dorsal memiliki corak khas yaitu tiga titik kuning seperti berlian, sehingga hama ini terkenal dengan nama ngengat punggung berlian (diamondback moth). Nama lain dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis (cabbage moth). Aktif pada malam hari (nocturnal), dapat berpindah-pindah dari satu tanaman ke tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan angin. Siklus hidup berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga menjadi dewasa.
Gejala Serangan
Stadium yang membahayakan adalah larva (ulat) karena menyerang permukaan daun dan melubangi daging daun (epidermis). Gejala serangan yang khas adalah daun berlubang-lubang seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat-urat daunnya saja. Akibat serangan hama ini, kehilangan hasil dapat mencapai 58%-100%, terutama di musim kemarau.
Tanaman Inang
Selain menyerang tanaman kubis, hama P. xylostella juga ditemukan menyerang berbagai jenis tanaman yang masih termasuk famili Brassicaceae (Cruciferae) seperti : lobak, lobak cina, petai, brokoli, kembang kol, dan mustard. Tanaman brassica liar seperti misalnya B. elongata, B. fruticulosa, Roripa sp. dan lainnya juga menjadi inang ulat kubis.
Pengendalian
Kultur Teknik
Melakukan pergiliran tanaman yang bukan famili brassicaceae, tumpang sari tanaman kubis dengan tomat, daun bawang dan jagung, serta penanaman tanaman perangkap seperti Rape di sekeliling kebun.
Melakukan pergiliran tanaman yang bukan famili brassicaceae, tumpang sari tanaman kubis dengan tomat, daun bawang dan jagung, serta penanaman tanaman perangkap seperti Rape di sekeliling kebun.
Musim tanam. Lebih baik untuk menanam kubis dan brassica lain pada musim hujan, karena populasi hama tersebut dapat dihambat oleh curah hujan.
Pengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
Melepaskan musuh alami berupa predator (Paederus sp, Harpalus sp.) atau parasitoid (Cotesia plutella, Diadegma eucerophaga, dan D. semiclausum), dan patogen (Bacillus thuringiensis, Beauveria bassiana) yang bila diaplikasikan dapat menekan populasi dan serangannya.
Mekanis
Membuat perangkap ngengat berupa sex feromon sintesis yang disebut ugratus Ungu yang dipasang di sekitar kebun kubis.
Kimiawi
Aplikasi ini dilaksanakan setelah hama tersebut mencapai atau melewati ambang ekonomi, dengan memilih insektisida kimia selektif yang efektif tetapi mudah terurai seperti Dipel WP, Bactospeine WP, Florbac FC, atau penyemprotan insektisida biologi berbahan aktif Bacillus thuringiensis.
Mantaps Broo Info nya.
BalasHapusGue demen bgt. Sukses ya Broo . . . Cek and Ri cek juga web gue ya heeee . . .
Mantull boss
BalasHapuskeren blognya, pembahasannya cukup complexx tapi gak pernah update lagi..
BalasHapusMakasih... Insya Allah akan diupdate lagi... soalnya kemarin bertugas di kepulauan yang jaringan internetnya tidak ada... hehehe
HapusApa pengendalian yang paling sederhana untuk menghadapi hama plutella xylostella.
BalasHapusSelain pengendalian kultur teknik,hayati,mekanik,kimiawi
musuh alami dari ulat plutela itu apa ya? 🙏🙏
BalasHapus